REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Seorang warga Jerman keturunan Maroko, Nariman Reinke (36 tahun) angkat bicara mengenai tuduhan yang diberikan kepada pengungsi keturunan Arab dan Afrika Utara. Ia mengatakan retetan kejadian pelecahan seksual yang terjadi di Cologne pada tahun baru menjadi racun di tengah masyarakat Jerman.
“Saya Jerman dan Muslim,” katanya dalam sebuah posting di Facebook, Jumat (29/1).
Dalam postingnya yang telah dibaca ratusan kali ia mengutuk tindakan kriminalitas yang dilakukan oleh segelintir migran serta dorongan untuk mengkambinghitamkan semua pengungsi dan pencari suaka di Jerman.
Di Facebook tentara perempuan Jerman ini mengatakan bagaimana serangan seksual tidak bersifat endemik. Hal ini dapat terjadi dimana pun atau budaya manapun. Menurutnya, kejadian tersebut salah satu cara untuk mengubah kebijakan Jerman menerima pengungsi dengan cara mengubah opini publik.
"Orang tua saya datang ke Jerman dari Maroko 52 tahun yang lalu. Konsekuensinya bukan memperkosa dan melakukan tindak kejahatan, tetapi enam anak kelahiran Jerman," tulisnya seperti yang dilansir dari Stripes.com.
Ia mengatakan kejadian pada malam tahun baru di Cologne tidak berhubungan dengan budaya timur, budaya para pengungsi. Karena satu dari per seribu pengusi melakukan tindak pidana tidak berarti semuanya harus dibuang. Hal tersebut justru mengekspos kemunafikan sistem Jerman.
Baca juga: Tak Ada Laporan WNI Terjangkit Virus Zika di Brasil