REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Presiden Joko Widodo meminta perguruan tinggi memberikan pertimbangan atau kalkulasi mengenai untung rugi jika Indonesia bergabung dengan forum-forum perdagangan internasional seperti Trans Pacific Partnership.
"Ini tugas perguruan tinggi, semestinya dikalkulasikan untung ruginya. Jangan belum-belum sudah ngomong rugi," kata Presiden Joko Widodo dalam pembukaan Konferensi Nasional Forum Rektor Indonesia (FRI) 2016 di Universitas Negeri Yogyakarta, Jumat (29/1) malam.
Menurut Jokowi, bergabung atau tidak bergabung dengan forum-forum perdagangan internasional semacam Trans Pacific Partnership (TPP), European Free Trade Association (EFTA) sama-sama memiliki risiko, sehingga harus dipertimbangkan secara mendetail.
"Dalam waktu dekat akan saya putuskan masuk atau tidak masuk dengan kalkulasi detail untung ruginya," kata dia.
Dia juga berharap agar masyarakat tidak terburu-buru menyimpulkan bahwa dengan ikut serta ke dalam forum-forum internasional itu akan merugikan Indonesia.
"Waktu bertemu Presiden Obama saya sampaikan baru bermaksud akan bergabung TPP, belum memutuskan, tapi di negara kita sudah ramainya minta ampun," kata Jokowi.
Menurut dia, saat ini memang sudah memasuki era kompetisi, bukan hanya dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) saja, melainkan sudah banyak blok persaingan lainnya seperti TPP, serta EFTA tersebut.
"Sekarang sudah masuk, hanya kita belum memutuskan saja," kata dia.
Menurut Presiden, hingga saat ini sudah ada beberapa negara ASEAN yang telah memutuskan bergabung dengan forum perdagangan internasional seperti TPP, antara lain Brunai, serta Vietnam. Selain memberikan kalkulasi mengenai untung ruginya, menurut Jokowi, perguruan tinggi juga dapat membantu memperbaiki karakter atau mental masyarakat sebelum diputuskan bergabung dengan forum tersebut.
"Begitu salah memutuskan di mana produktivitas serta etos kerja kita belum siap, kita bisa jadi pecundang dan sulit memenangkan kompetisi itu," kata presiden.