REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Al Washliyah menegaskan, maraknya aliran-aliran keagamaan menyimpang harus diatasi lewat dakwah dengan teladan. Sekretaris Jenderal Al Washliyah Masyhuril Khamis mengatakan pihaknya akan mengubah pola dan penyampaian dakwah kepada masyarakat, yakni dengan melakukan dakwah bil qudwah atau menjadi teladan bagi orang lain.
Perubahan dan penerapan dakwah ini nantinya akan dipraktekkan oleh tenaga pengajar dan peserta didik Al Washliyah di daerah-daerah. Ia menilai, banyaknya masyarakat yang terjerumus atau tergiur untuk menjadi anggota kelompok aliran menyimpang adalah karena motif ekonomi.
"Contoh yang kemarin, yang dikirim ke Kalimantan, dikasih sangu, dikasih macam-macam, itu kan jadi contoh. Faktor ekonomi menjadi faktor vital yang mendorong mereka masuk kelompok aliran seperti itu," ungkapnya pada Republika.co.id, Ahad (31/1).
Selama ini, lanjutnya, peran dakwah hanya ditekankan pada pentingnya penyampaian atau peringatan secara lisan, tanpa memperhatikan kondisi kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat.
Karena itu, Masyhuril menilai penting untuk melakukan dakwah bil qudwah. "Dakwah dan penyebarannya harus masuk ke daerah-daerah pelosok, desa-desa terpencil, dengan cara dakwah bil qudwah, dakwah bil iqtishod, artinya meningkatkan kemampuan umat untuk hidupkan sektor-sektor ekonomi kecil, home industri halal," tuturnya.
Sesuai dengan uraiannya, para pengajar dan peserta didik Al Washliyah nantinya akan terjun langsung ke masyarakat untuk menjadi teladan bagi sesama. "Masyarakat di daerah atau di desa-desa itu akan kita ajarkan berternak, berkebun. Pokoknya kita ajarkan untuk mampu hidup mandiri," jelas Masyhuril