REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –- PBB diminta untuk mengucurkan dana sekitar 860 juta dollar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 11,9 triliun untuk membantu menangani krisis kemanusiaan di Irak akibat perang melawan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Dana tersebut nantinya akan disalurkan pada 10 juta warga Irak yang berada dalam kondisi memprihatikan.
“Dengan kebutuhan yang semakin luas, alokasi melalui anggaran federal tidak akan cukup. Kami berharap bahwa (PBB) memprioritaskan rencana tanggap kemanusiaan yang akan membantu menutupi begian dari kesenjangan,” ujar Menteri Migrasi Irak Jassim Mohammed, seperti dilansir Reuters, Ahad (31/1).
Koordinator PBB untuk Irak Lise Grande meperkirakan bahwa krisis di sana akan semakin luas dan buruk dalam beberapa bulan mendatang. “Jumlah orang yang membutuhkan bantuan akan naik. Jumlah sumber daya akan turun dan itulah mengapa Anda akan memiliki kesenjangan yang besar. Apa yang kami coba adalah dengan sangat jelas memprioritaskan (warga Irak),” jelasnya.
Sekitar 10 juta warga Irak dilaporkan membutuhkan bantuan finansial akibat konflik antara militer setempat dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). 3,3 juta orang juga diperkirakan telah mengungsi dan meninggalkan negara tersebut akibat konforntasi militer dengan ISIS.
Menurut data PBB, mayoritas dari pengungsi masih berusia balita dan anak-anak.