REPUBLIKA.CO.ID LONDON -- Wabah virus zika yang menyerang Amerika Latin dapat menjadi ancaman besar bagi kesehatan. Dikutip dari Voice of America, sejumlah ahli kesehatan mengungkapkan, virus zika dinilai lebih berbahaya dari wabah ebola yang telah menewaskan lebih dari 11 ribu orang di Afrika.
Pada Senin (1/2), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengadakan pertemuan darurat untuk memutuskan apakah ancaman virus zika merupakan krisis kesehatan global.
Otoritas kesehatan masyarakat di Brasil melaporkan, terjadi peningkatan kasus microcephaly pada bayi yang baru dilahirkan. Kejadian cacat saat lahir ini terjadi 10 kali lebih sering daripada kondisi biasanya.
Penyabab pasti tengah diselidiki, tapi sepertinya ada korelasi antara kondisi dan virus zika pada ibu hamil. "Dalam banyak hal, wabah zika lebih buruk daripada epidemi ebola (2014-2015)," kata Kepala Wellcome Trust, Jeremy Farrar, Ahad (31/1).
Dikatakannya, pada banyak kasus, penderita yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala tertentu. Kelompok yang paling rentan terinfeksi yaitu wanita hamil yang berdampak pada bayi yang dilahirkan.
Ia mengatakan, berbeda dengan ebola yang telah diuji coba vaksinnya, virus zika belum menemukan vaksin yang sesuai.
Sementara itu, kepala bidang yang infeksi dan ilmu tentang kekebalan tubuh Wellcome Trust, Mike Turner, mengatakan, permasalahan sebenarnya, yaitu pengembangan vaksin harus diujicobakan pada wanita hamil. "Itu adalah mimpi buruk dan tidak etis," ujar Turner.
Organisasi Kesehatan Dunia yang membawahkan Pusat Pengendalian Penyakit dan Organisasi Kesehatan Pan-Amerika memperingatkan, virus zika menyebar dengan cepat di Amerika, bahkan sudah menginfeksi lebih dari empat juta orang.