REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, Sebagai kolektor kain, Syamsidar Isa memiliki beragam pengalaman dalam mendapatkan kain. Salah satunya adalah dengan menyicil kain yang diinginkannya.

Kala itu sekitar tahun 1970-an, perempuan yang akrab disapa Tjammy ini mengaku sangat menyukai kain buatan Oei Sue Tjoen. Ia membeli kain itu saat pertama kali bekerja di Iwan Tirta.

Untuk mendapatkannya, ia bahkan rela mencicilnya selama sembilan bulan. Kebetulan memang kain tersebut baru akan jadi selama sembilan bulan. Ia pun membayarnya selama sembilan kali dengan cicilan Rp 10 ribu per bulan. Kala itu, harga kain tersebut memang dibanderol seharga Rp 90 ribu.

“Memang kain ini tidak ada coletan, kalau memang harus 10 kali celup ya dilakukan 10 kali. Celup, lorot, celup lagi, lorot lagi. Kalau sekarang semua instan, kainnya di colet. Nah makanya kain yang saya mau itu jadinya lama, sembilan bulan,” jelasnya kepada wartawan di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Namun, jika ada yang cacat, pihak Oei Sue Tjoen akan memberitahunya bahkan akan menurunkan harganya. Selain pernah mencicilnya, karena sudah berlangganan, Tjammy juga suka memesan motif sendiri. Misalnya, ia meminta corak pada bagian badan berupa motif tertentu dan corak bagian bawah dengan motif lain. Bahkan ada pula kain yang ia pesan dengan bertuliskan namanya sendiri. 

“Kain pesanan yang satu belum rampung, saya pesan lagi. Kadang minta ngarang-ngarang termasuk nama itu, karena saya ingin kain itu memang spesial untuk saya,” ujarnya yang kini memiliki 15 helai kain Oei Sue Tjoen.

Ikuti Whatsapp Channel Republika