Senin 01 Feb 2016 10:17 WIB

Kabinet Israel Setujui Tempat Ibadah Yahudi Non-Ortodoks

Rep: Gita Amanda/ Red: Teguh Firmansyah
Yahudi ortodoks (ilustrasi)
Yahudi ortodoks (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  YERUSALEM -- Kabinet Israel pada Ahad (31/1), menggelar pemungutan suara untuk membangun tempat berdoa bagi Yahudi non-Ortodoks. Para pendukung mengatakan ini menandai keputusan bersejarah yang menunjukkan dukungan pemerintah untuk aliran liberal Yudaisme.

Masalah ini penting bagi komunitas Yahudi Amerika Serikat yang selama ini didominasi kelompok aliran Yudaisme liberal reformis dan konservatif. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mendorong rencana ini dalam upaya menyenangkan Yahudi Amerika sebagai sumber utama dukungan pada Israel.

"Saya tahu ini topik sensitif, tapi saya pikir ini merupakan solusi tepat, solusi kreatif," ujarnya di awal pertemuan kabinet.

Dari salinan rencana pemerintah yang diperoleh Associated Press, Israel akan membangun sebuah plaza baru tanpa pemisahan untuk berdoa di Tembok Barat. Lokasinya dekat dengan plaza untuk Ortodoks Yahudi, tapi terpisah.

Jewish Federations of North America, sebuah kelompok yang menaungi Yahudi Amerika menyambut baik. Mereka mengeluarkan pernyataan bersama dengan kelompok reformasi dan konservatif yang menyebut keputusan itu dramatis. Keputusan ini belum pernah terjadi sebelumnya dan pengakuan kritis.

Kuil kuno Yahudi di Tembok Barat merupakan situs suci tempat warga Yahudi berdoa. Situs yang dikelola otoritas rabbi ultra ortodoks itu memiliki tempat berdoa terpisah untuk laki-laki dan perempuan. Layanan dengan campuran jenis kelamin atau perempuan yang memimpin doa dilarang di sana.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement