REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia terancam mengalami kelangkaan bahan pangan. Menghadapi ini, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) Marwan Jafar akan membantu mengatasi hal tersebut melalui dana desa.
"Pertanian dan perkebunan itu kan datangnya dari desa. Akan kita maksimalkan pertanian di desa dengan memanfaatkan dana desa," ungkapnya.
Produksi bahan pangan lokal saat ini belum mampu memenuhi kebutuhan lokal. Terbukti, hingga Agustus 2015, Indonesia telah mengimpor beras sebanyak 35,818 ton. Bahan pangan ini datang dari berbagai negara tertangga seperti Vietnam, Myanmar, Thailand dan sebagainya.
"Melalui dana desa, kita akan mengembangkan pertanian di desa-desa dengan melakukan pembagungan irigasi misalnya. Banyak hal yang bisa kita lakukan," ujarnya.
Menteri Marwan juga mengajak Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia, untuk turut membantu mengembangkan dan mempertahankan pertanian di Indonesia. Bahkan ia mengatakan, akan melakukan MoU, untuk saling bersinergi membagun pertanian di desa.
"Kita bisa saling berkolaborasi, bahkan saya harap kontribusi para sarjana pertanian ini dapat memberikan inovasi dan kreatifitas baru untuk pertanian Indonesia," ujarnya.
Menteri Marwan berharap, dengan mengembangkan potensi pertanian di desa-desa tersebut, Indonesia akan terhindar dari kelangkaan bahan pangan dan terbebas dari impor.
"Indone watak dasarnya adalah pertanian. Meskipun Indonesia akan menjadi poros maritim dunia, namun pertanian dan perkebunan tidak boleh kita lupakan. Ini.harus terus dikembangkan," tegasnya.
Dalam mengembangkan pertanian di Indonesia tersebut lanjutnya, Kementerian desa akan melakukan d kunci pokok, pertama adalah dengan membangun dan memperkuat pertanian di desa. Kedua, adalah dengan memperkuat kelembagaan pertanian di desa.
"Ini adalah lompatan yang luar biasa, untuk memperkuat desa menarik secara ekonomis," ujarnya.