Senin 01 Feb 2016 13:28 WIB

Hasyim Muzadi Tegaskan Homoseksual Harus Direhabilitasi

Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) KH. Hasyim Muzadi
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) KH. Hasyim Muzadi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Dewan Pertimbangan Presiden dan Pengasuh Pesantren Mahasiswa Al-Hikam, Depok, Hasyim Muzadi mengingatkan, jika ada kampanye pengembangan lesbian, gay, biseksual, dan transgender (masyarakat awam lebih mengenal dengan homoseksual), hal itu bahaya bagi budaya dan tata sosial agamis Indonesia.

Dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Hasyim menjelaskan, LGBT bisa diselesaikan melalui pendekatan HAM dan Demokrasi. Hal ini karena pada hakikatnya LGBT merupakan kelainan seksual dalam peri kehidupan seseorang, sebagaimana juga bisa terjadi dalam bidang yang lain.

"Maka, pendekatan yang benar adalah prevensi dan rehabilitasi sehingga seseorang bisa kembali normal," kata Hasyim, Senin (1/2).

 

Upaya preventif dapat dilakukan sejak masa kanak-kanak sebagai penangkal dini apabila terdapat gejala kelainan seksual dengan cara psikoterapi, penyadaran, dan latihan-latihan agar kelainan seks itu tidak berkembang. Sedangkan, proses rehabilitasi diperlukan untuk mereka yang sudah telanjur menjadi bagian dari kelainan tersebut.

"Sesulit apa pun proses rehabilitasi ini harus dilakukan agar jumlah LGBT tidak membesar," ungkapnya.

Hal yang juga harus diperhatikan, lanjut Hasyim, masyarakat umum tidak boleh menjauhi mereka secara diskriminatif. Sebab, sesungguhnya kaum LGBT sendiri juga tidak menyukai kelainan tersebut.

Legalisasi yang dilakukan oleh negara-negara Barat terhadap LGBT tidak berangkat dari norma etika dan agama, tapi semata karena pendekatan sekularis ateistis. Apabila di Indonesia secara sengaja dan terencana ada kampanye pengembangan LGBT, hal tersebut merupakan bahaya terhadap budaya dan tata sosial agamis di Indonesia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement