REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Sejumlah warga asal Jawa Barat mantan pengikut Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) hari ini mulai dikembalikan ke kabupaten dan kota asalnya. Sejumlah mantan pengikut Gafatar banyak yang memilih pergi transmigrasi karena tidak mau kembali ke kampung halamannya.
Kepala Dinas Sosial Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kota Tasikmalaya, Muhammad Firmansyah mengatakan, berdasarkan hasil rapat kemarin, ada 15 kabupaten dan kota di Jawa Barat yang warganya akan dipulangkan hari ini. Dari 15 kota dan kabupaten, Kota Tasikmalaya tidak termasuk. Sebab, mantan pengikut Gafatar asal Kota Tasikmalaya memilih pergi ke Sumatra.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Tasikmalaya Deni Diyana menambahkan, tiga orang warga asal Kota Tasikmalaya yang pernah menjadi pengikut Gafatar tidak mau kembali. Mereka memilih untuk mengurus berkas transmigrasi. Berdasarkan hasil koordinasi dengan Kesbangpol Provinsi Jabar, dikabarkan mereka akan pergi ke Lampung.
"Mereka tidak mau pulang tapi mau transmigrasi jadi Pemkot Tasikmalaya tidak melakukan penjemputan ke Bandung," kata Deni kepada Republika.co.id, Senin (1/2).
Sementara, mantan pengikut Gafatar asal Kabupaten Tasikmalaya juga dikabarkan tidak ingin kembali ke kampung halamannya. Kepala Dinsosnakertrans Kabupaten Tasikmalaya, Nana Rukmana menjelaskan, pihaknya sudah berkomunikasi dengan masyarakat di sekitar Kecamatan Singaparna tempat mantan Gafatar tersebut tinggal.
Hasilnya, dikatakan Nana, masyarakat siap menerima mereka kembali. Tapi, dengan catatan mereka tidak kembali kepada paham Gafatar lagi. Namun, informasi sementara yang diterima pihaknya, mantan pengikut Gafatar asal Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya beserta keluarganya tidak ingin kembali ke kampung halamannya.
"Mereka ingin tinggal di Jombang Jawa Timur di kampung halaman istrinya," ujar Nana.