REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Eks anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) mengaku masih kebingungan menatap masa depan usai kembali ke daerah asal. Ganti rugi material dan dana pangan yang dijanjikan pemerintah hingga saat ini belum terealisasi.
Salah satu eks - Gafatar, Yudhistira, mengatakan pihaknya ingin agar hak-hak yang pernah dijanjikan oleh pemerintah Indonesia segera dipenuhi. "Kami ingin hak kami sebagai warga negara dihormati. Dulu pernah dijanjikan dana pangan dan pembinaan, tetapi sampai sekarang belum ada," jelas Yudhistira saat audiensi bersama Komnas HAM di Jakarta, Senin (1/2).
Bagi dia dan rekan-rekannya yang lain, pemenuhan hak sangat penting. Sebab, setelah kembali ke daerah asal, para eks - Gafatar harus menyambung hidup. Harta benda mereka telah habis terjual sebelum berangkat ke Mempawah, Kalimantan Barat.
"Kami belum bisa memperkirakan masa depan kami, kawan-kawan lain pun sama," lanjut Yudhistira.
Dia menegaskan, permasalahan pemenuhan hak dan jaminan hidup eks - Gafatar saat ini sama mendesaknya dengan penanganan trauma mereka. Yudhistira berharap, pemerintah pusat dan daerah segera memberi solusi bagi jaminan masa depan eks - Gafatar.