Senin 01 Feb 2016 21:30 WIB

BTN Syariah Perluas Kerja Sama dengan Organisasi Islam

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Nur Aini
Karyawan menghitung uang di banking hall Bank BTN Syariah, Jakarta, Kamis (21/1).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Karyawan menghitung uang di banking hall Bank BTN Syariah, Jakarta, Kamis (21/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Besarnya anggota organisasi Islam potensial bagi bisnis perbankan syariah. Bagi BTN, terutama UUS BTN, usaha yang dikembangkan organisasi Islam nasional sejalan dengan bisnis mereka.

Sharia Business Deputy Edward Alimin Sjarief mengatakan, bekerja sama dengan Nahdlatul 'Ulama dalam pengumpulan wakaf uang merupakan hal positif dan proseknya bagus meski terbilang baru bagi UUS BTN. Target NU wakaf terkumpul bulan ini sebesar Rp 10 miliar juga sejalan dengan BTN yang sama-sama menggarap sejuta rumah. Kerja sama dengan NU ini salah tujuannya untuk meningkatkan dana pihak ketiga (DPK) tanpa meninggalkan tujuan syariah untuk intermediasi kesejahteraan umat.

Wakaf NU akan disimpan dalam bentuk giro agar transaksinya terjaga dan penarikannya pun tidak seperti tabungan. ''Bisa jadi ke depan programnya bisa yang punya akan MMQ. Tapi akad baru ditentukan kalau dana sudah terkumpul,'' kata Edward usai penandatanganan kerja sama BTN-NU di Kantor PBNU, Jakarta, Senin (1/2).

Sementara kerja sama dengan Muhammadiyah lebih untuk produk tabungan, giro, dan deposito. Hal ini karena Muhammadiyah memiliki amal usaha pendidikan jadi perlu produk simpanan lebih variatif.

Direktur Utama BTN Maryono mengatakan, NU yang mempunyai 85 juta anggota berpotensi sebagai nasabah BTN Syariah. BTN memiliki unit syariah yang fokus bisnisnya pada pembiayaan masyarakat. Perkembangan bisnis UUS BTN pun bagus baik dari DPK, laba, dan pembiayaan. Tahun lalu pertumbuhan aset mencapai 30 persen, laba 40 persen, dan DPK 28 persen.

BTN sedang mengimplementasikan program sejuta rumah sehingga tidak menutup kemungkinan pengembangan produk baru termasuk dengan NU. Apalagi NU meluncurkan Gerakan Wakaf Uang Sejuta Nahdliyyin (Gerwaku Sena).

''Kami mengajak semua nahdliyyin yang punya bisnis beragam untuk bisa kerja sama pembiayaan dengan UUS BTN. Kegiatan bisnis NU juga bagian besar kegiatan ekonomi masyarakat,'' ungkap Maryono.

Ruang lingkup kerjasama BTN denga NU antara lain dalam bentuk pengelolaan dalam giro dan tabungan, pembiayaan syariah, pembayaran gaji dengan payroll system, layanan SPP daring, cash management system dan pemanfaatan jasa perbankan dan fasilitas pembiayaan lainnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement