REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Guna meningkatkan kualitas peserta didik, STMIK Amikom menjalin kerja sama pembinaan karakter dengan Akademi Angkatan Udara (AAU) Yogyakarta. Ketua STMIK Amikom Prof. M Suyanto menuturkan, kerja sama ini dilakukan sejalan dengan visi institusinya pada 2030.
"2030 kita punya visi jadi top 500 perguruan tinggi dunia. 90 persen mahasiswa harus langsung diserap dunia kerja setelah lulus dari sini. Tanpa kerja sama, kita tidak bisa mencapai hal tersebut," katanya di Ruang Citra 1, STIMIK Amikom, Senin (1/2).
Suyanto mengakui kelemahan lembaga pendidikannya terletak dari sisi pembentukkan kepribadian. Sehingga untuk melengkapi kekurangan tersebut, STMIK Amikom perlu bekerja sama dengan AAU Yogyakarta.
Setidaknya ada sekitar 600 mahasiswa semester empat dari Prodi Sistem Informasi yang akan dididik oleh tim akademi angkatan udara dalam dua gelombang. Gelombang pertama 15 sampai 17 Februari. Gelombang kedua, 22 sampai 24 Februari nanti.
Model pendidikannya berupa diklatsar kepemimpinan, bela negara, dan pengembangan karakter. Menurut Suyanto dengan total waktu pendidikan karakter selama 48 jam, artinya mahasiswa telah menempuh mata kuliah yang setara dengan empat SKS.
Ke depannya, kerja sama pendidikan karakter ini akan diterapkan secara bertahap pada seluruh mahasiswa STMIK Amikom, yang terdiri dari empat prodi dan satu program master. "Ini kebetulan Prodi Sistem Informasi sedang ada mata kuliah pembinaan karakter pada semester genap. Jadi baru bisa satu prodi saja," tutur Suyanto.
Selain di bidang pendidikan karakter, STMIK Amikom dan AAU berencana untuk melakukan kerja sama di bidang teknologi. Seperti untuk sistem pengamanan dan flight approval. Gubernur AAU Yogyakarta, Marsekal Muda TNI Dedy Permadi pun menyampaikan hal yang sama.
Ia mengaku senang atas kerja sama yang terjalin dengan STMIK Amikom. Adapun pembinaan karakter nantinya merupakan pendidikan Bina Taruna yang meliputi tiga aspek. Antara lain tanggap, tangguh, dan trenggina. Di TNI AU sendiri pendidikan ini akan dibawa sampai pensiun.
"Biasanya kami memang melakukan pembinaan karakter dari awal peserta didik masuk program pendidikan. Tapi kami punya beberapa perangkat untuk pembinaan karakter dalam waktu singkat yang bisa diterapkan pada siapapun," katanya.
Menurut Dedy dengan kerja sama ini, upaya bela negara tidak hanya dilakukan oleh civitas akademika AAU. Tapi juga mahasiswa lain di luar AAU, yaitu STMIK Amikom.
Ia juga mengatakan, ke depannya kerja sama dengan STMIK Amikom akan fokus di bidang teknologi informasi. Harapannya, dengan begitu pencapaian AAU di dunia pendidikan dan pengamanan negara bisa lebih optimal. Sebab dibantu dengan teknologi terbaru. "Semoga kerja sama ini bisa menguntungkan kedua belah pihak," ujar Dedy.