REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Lima maskapai penerbangan Cina menandatangani kesepakatan pada Senin (1/2), untuk menghukum para penumpang yang bertindak kasar.
Kelima perusahaan tersebut, Air China, China Eastern Airlines, China Southern Airlines, Hainan Airlines, dan Spring Airlines, sepakat untuk saling berbagi informasi identitas penumpang yang dianggap tak punya tata krama ketika menggunakan jasa penerbangan udara.
Seperti dilansir laman BBC, Senin (1/2), rincian penumpang yang sering memicu keributan juga akan diserahkan ke otorita pariwisata dan penerbangan dan mereka yang berada dalam daftar bisa menghadapi larangan naik pesawat terbang. Kalau pun tidak menghadapi larangan total, mereka tidak bisa menggunakan layanan udara sesering yang mereka inginkan.
Menurut kantor berita resmi Cina, Xinhua, kelima maskapai beserta anak perusahaan mereka, menguasai sekitar 80 persen pasar penerbangan di dalam negeri. Badan nasional pariwisata Cina (CNTA) pada September 2015 lalu merilis sejumlah penumpang yang kasar dimasukkan ke dalam daftar orang-orang yang tak boleh menggunakan layanan udara.
Lembaga ini mengatakan beberapa turis Cina di Bangkok marah besar setelah mengetahui penerbangan pulang ke Cina mengalami keterlambatan. Turis-turis ini mendorong turis-turis lain dengan mengabaikan ketertiban umum dan memicu keributan di bandara. "insiden yang sangat memalukan dan menodai citra wisatawan Cina," kata CNTA.
Para pejabat CNTA mengatakan empat turis tersebut dilarang menggunakan jasa layanan udara selama tiga tahun.