Selasa 02 Feb 2016 02:39 WIB

Menkeu Sebut Teknik dan Sains Masa Depan Indonesia

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro memberikan keterangan kepada wartawan tentang realisasi sementara APBNP 2015, di Jakarta, Rabu (27/1).
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro memberikan keterangan kepada wartawan tentang realisasi sementara APBNP 2015, di Jakarta, Rabu (27/1).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro  menyampaikan bahwa bidang ilmu teknik dan ilmu pengetahuan alam (sains) adalah masa depan Indonesia.

"Dua bidang ini diperlukan agar Indonesia bisa menjadi negara industri yang mandiri dan berdaya saing," kata Bambang usai temu alumni penerima beasiswa LPDP di Jakarta, Senin (1/2) malam.

Menurut Bambang, Indonesia telah memiliki modal yang sangat potensial yaitu para alumni penerima beasiswa LPDP yang marak mengambil teknik dan sains sebagai objek studi lanjutan baik di dalam maupun di luar negeri.

Dengan mengembangkan sumber daya manusia, bangsa kita diyakininya bisa mengikuti jejak Korea Selatan, yang bisa menjadi negara maju dengan memanfaatkan keunggulan sumber daya manusia untuk mengembangkan industri.

"Korea Selatan itu tidak memiliki kekayaan alam melimpah seperti Indonesia, tetapi bisa berkembang dengan menguasai teknik dan sains, ditambah dukungan dari pemerintah," ujar Bambang.

Bidang teknik merupakan salah satu bidang ilmu prioritas beasiswa LPDP. Dari 434 orang alumni yang menyelesaikan pendidikannya baik di dalam maupun luar negeri di awal tahun 2016, 28 persennya memiliki gelar teknik dan 15 persen gelar sains.

Sementara ada 12 persen yang mengambil ilmu akuntansi dan keuangan, ilmu sosial tujuh persen, ekonomi dan hukum masing-masing enam persen, serta sektor kedokteran dan kesehatan lima persen, sisanya bidang ilmu lain.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement