Selasa 02 Feb 2016 08:07 WIB

PDIP dan Nasdem Harus Duduk Bersama Bahas Kasus Masinton

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Bilal Ramadhan
 Anggota Komisi III DPR RI asal Fraksi PDI Perjuangan, Masinton Pasaribu memasuki gedung untuk menemui bagian pengaduan masyarakat KPK, Jakarta, Selasa (22/9).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Anggota Komisi III DPR RI asal Fraksi PDI Perjuangan, Masinton Pasaribu memasuki gedung untuk menemui bagian pengaduan masyarakat KPK, Jakarta, Selasa (22/9).

REPUBLIKA.CO.ID, ‎JAKARTA -- PDI Perjuangan dan Partai Nasdem harus duduk bersama menyelesaikan kasus dugaan pemukulan Masinton Pasaribu terhadap Dita Aditia Ismawati. Artinya, harus ada percakapan bersama untuk melakukan klarifikasi. Masinton merupakan kader PDIP, sementara Dita adalah kader Partai Nasdem.

"Klarifikasi penting dilakukan sejak awal, jangan dilakukan sendiri-sendiri," ujar pengamat politik Jeirry Sumampow kepada Republika.co.id.

Dia mengatakan, jika ingin relasi PDIP dan Nasdem tetap baik, proses klarifikasi harus dilakukan bersama. Diperlukan sinergi guna meneliti dan mengungkap kejelasan kasus tersebut. Jika dilakukan sendiri-sendiri, akan menimbulkan polemik.

Respons yang berasal dari pihak Dita sudah berasal dari partai. Jeirry menyebut yang banyak mengangkat kasus tersebut lebih banyak dari dorongan partai, yakni Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Nasdem DKI Jakarta.

Klarifikasi bersama berguna untuk menjaga relasi politik antara PDIP dan Nasdem di mana keduanya merupakan partai pendukung pemerintah. "Kalau klarifikasinya sendiri-sendiri, yang satu bilang apa, yang lain bilang apa, jadi bersahut-sahutan," kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement