REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelestarian alam secara berkelanjutan dapat berjalan jika seluruh pihak yang berkepentingan di dalamnya memiliki kesamaan visi dan kerja sama yang baik.
Inilah yang coba dikembangkan Conservation Indonesia (CI) melalui model Kemitraan Bentang Alam Berkelanjutan (Sustainable Landscapes Partnership).
Bersama USAID dan Walton Family Foundation, CI mengembangkan model ini dengan menyelaraskan pembangunan ekonomi dan pengelolaan hutan berkelanjutan di Indonesia.
"Ini adalah sebuah inisiatif bentang alam yang terintegrasi, yang bekerja sama dengan pemerintah lokal, komunitas, bisnis, dan LSM untuk merancang dan membuat inovasi," ujar Imam Santoso, Senior Terrestrical Policy Advisor Conservation Indonesia, beberapa waktu lalu di Jakarta.
Bentang alam adalah termasuk daerah aliran sungai, kawasan lindung, hutan produksi, taman nasional, lahan pertanian, dan desa serta kota di mana kawasan tersebut adalah jalur pembangunan berkelanjutan yang meindungi makanan, air bersih dan mata pencaharian dengan memperhitungkan modal alam dalam kesejahteraan manusia jangka panjang.
Imam mengatakan, pihaknya juga mencari solusi berkala bentang alam terhadap tantangan-tantangan yang ada, yang disebabkan oleh tekanan manusia terhadap sumber daya alam.
"Model ini pertama kali diperkenalkan di Sumatera Utara. Kita yakin bahwa pendekatan ini sebagai solusi pembangunan selama ini yang sangat sektoral, terpisah yang akhirnya menyebabkan kerusakan ekosistem. Terjadi fragmentasi ekosistem di daerah," ujar Imam.