Selasa 02 Feb 2016 13:44 WIB

Di Balik Meledaknya Industri Busana Muslim Global

Rep: Gita Amanda/ Red: Ani Nursalikah
The Abaya dari Dolce & Gabbana
Foto: elle.com
The Abaya dari Dolce & Gabbana

REPUBLIKA.CO.ID, Perkembangan industri busana Muslim nyatanya tak hanya merambah negara-negara Muslim atau mayoritas Muslim. Perkembangan industri ini kini juga menarik minat sejumlah merek-merek internasional.

Dilansir Al Jazeera, sejumlah merek seperti DKNY, H&M dan Uniqlo telah menciptakan koleksi untuk memenuhi pasar Muslim. Baru-baru ini merek ternama D&G, meluncurkan koleksi abaya dan jilbab yang selama ini identik sebagai pakaian Muslimah. Ini menyebabkan kegemparan di dunia fashion mewah dan menetapkan preseden rumah desain lain yang cenderung akan mengikuti.

Geliat fashion Muslim sebenarnya sudah dimulai sejah awal 2000-an. Kala itu desainer asal Inggris Anas Silwood yang menetap di Yordania memutuskan meluncurkan bisnis berlabel Shurk pada 2002.

Shurk merupakan salah satu e-commerce busana Muslim pertama yang melayani kebutuhan Muslim di Eropa. Shurk menyediakan pakaian Muslim tradisional dengan sentuhan yang lebih bergaya.

Langkah Silwood membuat Shurk menuai keberhasilan. Volume penjualan meningkat dan perusahaan diperluas hingga ke Amerika Serikat dan wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara. Silwood merupakan pelopor dalam pasar yang kala itu belum dilirik.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement