REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Pengungsi eks anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) berangsur kembali ke kampung halaman. Tak terkecuali sejumlah mantan anggota Gafatar asal Makassar. Para anggota Gafatar telah kembali dan diterima oleh pemerintah setempat.
Pengamat politik Unair, Airlangga Pribadi mengapresiasi sikap Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto yang menerima anggota eks Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di kotanya.
“Ya, para anggota Gafatar ini memerlukan perhatian dan pembinaan untuk bisa kembali beraktivitas seperti biasa,” kata Airlangga di Jakarta, Senin (1/2).
Menurutnya, para pemimpin daerah lain harus meniru sikap pria yang akrab disapa Danny Pomanto ini dalam menangani kasus semacam anggota eks Gafatar. Menangani para 'korban' Gafatar, butuh pendekatan dialogis dan apresiasi, bukan melakukan pembubaran yang mengeksklusi dan memasung hak kalangan minoritas.
Bahkan, lanjutnya, sudah menjadi kewajiban bagi pemimpin daerah untuk memberikan perlindungan dan memberi rasa aman kepada setiap warga apapun keyakinannya. “Yang menjadi masalah selama ini adalah ketidaksensitifan para pemimpin terkait hak-hak warga negara. Apapun yang dilakukan, setiap warga negara memiliki hak yang harus dihormati,” ujarnya.
Danny Pomanto merespons positif kepulangan para anggota eks Gafatar yang pulang ke daerahnya. Danny mengundang mereka dalam sebuah pengajian dan dzikir bersama di hari ulang tahunnya yang ke-52. Selain mengundang anggota eks Gafatar, pria kelahiran Makassar 30 Januari 1964 ini mengundang 500 anak yatim.
“Di tengah-tengah kita hadir saudara-saudara kita eks Gafatar, kita terima mereka kembali ke Makassar sebagai satu keluarga besar,” tutur Danny dalam sambutannya.