Selasa 02 Feb 2016 20:35 WIB

Munaslub Bisa Selesaikan Konflik Internal Golkar Asal...

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Bayu Hermawan
Ketua Umum Golkar Munas Bali Aburizal Bakrie, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, dan Ketua Umum Golkar Munas Ancol Agung Laksono.
Foto: Republika/Wihdan
Ketua Umum Golkar Munas Bali Aburizal Bakrie, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, dan Ketua Umum Golkar Munas Ancol Agung Laksono.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Univesitas Diponegoro, Teguh Yuwono mengatakan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) bisa menjadi moment untuk menyelesaikan konflik di internal Partai Golkar, namun bisa juga menjadi pemicu perpecahan baru di tubuh partai berlambang pohon beringin itu.

Menurutnya Munaslub dinilai dapat menyatukan dua kubu Golkar asal para kader mau mengutamakan kepentingan bersama sehingga menjadi kekuatan untuk membuat partai bersatu. Sebaliknya, kalau hanya mementingkan perorangan, maka Munaslub tidak akan mungkin menyatukan dua kubu di partai berlambang Pohon Beringin tersebut.

"Mau Munas berapa kalipun tetap ada peluang perpecahan kelompok kalau hanya mementingkan orang per orang," ujarnya kepada Republika.co.id, Selasa (2/2).

Apakah Munaslub akan membawa nasib Golkar menjadi lebih baik, hal ini tergantung pada motivasi di baliknya. Jangan sampai ada rasa curiga di balik penyelenggarannya, baik dari kubu Aburizal Bakrie maupun Agung Laksono.

Munaslub akan menghasilkan hal positif apabila ada penghormatan terhadap mekanisme, figur, dan sistem yang bisa diterima semua kader. 

Golkar berbeda dengan partai lain yang sentral kekuasaannya jelas. Teguh mencontohkan, misalnya PDI Perjuangan dimana Megawati yang menjadi pemimpinnya maupun Prabowo di dalam Gerindra. Seandainya Megawati atau Prabowo memutuskan sesuatu, maka semua kader akan patuh mengikutinya.

"Di Golkar tidak bisa seperti itu karena banyaknya figur. Apakah mereka bisa bersatu? Tergantung motivasi dan kepentingan politik tokoh besar yang bertarung di sana," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement