REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Malaysia menyangkal tuduhan dari Swiss yang mengatakan ada kemungkinan miliaran dolar dicuri dari dana pemerintahan, Selasa (2/2). Swiss telah menyelidiki skandal yang menimpa 1MDB Malaysia sejak tahun lalu.
Pekan lalu, Jaksa Agung Swiss, Michael Lauber mengatakan empat miliar dolar AS kemungkinan hilang dari firma Malaysia tersebut. Menteri Komunikasi Malaysia, Salleh Said Keruak mengatakan hal itu tidak mungkin karena banyak audit.
"Pernyataan tersebut prematur," katanya dikutip BBC.
Firma pendanaan 1MDB dibentuk oleh Perdana Menteri Najib Razak untuk membayar proyek-proyek sosial ekonomi. Badan ini telah menjadi pusat skandal politik di negara tersebut. Najib bersikukuh tidak melakukan kesalahan apa pun dalam skandal 1MDB.
Jaksa Agung juga mendeklarasikan bahwa Najib bersih dari tindakan korupsi. Pihak berwenang Swiss membuka investigasi terhadap 1MDB setelah mereka memiliki utang hingga 11 miliar dolar AS. "Ada indikasi serius bahwa dana yang diperoleh telah disalahgunakan," kata Lauber.
Sejumlah uang, tambahnya, telah ditransfer ke rekening Swiss yang dipegang oleh mantan pejabat publik Malaysia dan mantan pejabat publik dari Uni Emirat Arab. Menurutnya, perusahaan-perusahaan Malaysia terkait tidak pernah memberikan komentar atas kehilangan tersebut.
Dalam pernyataan pada Selasa, Salleh mengatakan 1MDB telah menjalani audit ekstensif. Beberapa kali dilakukan oleh perusahaan internasional. "Miliaran dolar tidak mungkin disalahgunakan dalam kondisi seperti ini," katanya.
Menurut Salleh, komentar Lauber sangat tidak biasa dan bertentangan dengan protokol normal. Ia juga mengkritik Lauber karena memilih berbicara pada media daripada otoritas Malaysia yang menunggu kepastian dari Swiss.
Pada Senin, Singapura mengatakan telah mengumpulkan sejumlah besar rekening bank yang kemungkinan digunakan untuk pencucian uang terkait 1MDB. Tahun lalu, dua rekening telah dibekukan.