Rabu 03 Feb 2016 08:03 WIB

Masinton Disebut Protektif Terhadap Dita

Rep: Amri Amrullah/ Red: Achmad Syalaby
 Staf Ahli anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Masinton Pasaribu, Dita Aditya (kiri) bersama kuasa hukumnya, usai melaporkan kasus penganiayaan atasannya ke LBH Apik di Jakarta, Senin (1/2).  (Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Staf Ahli anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Masinton Pasaribu, Dita Aditya (kiri) bersama kuasa hukumnya, usai melaporkan kasus penganiayaan atasannya ke LBH Apik di Jakarta, Senin (1/2). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Lembaga Bantuan Hukum Advokasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan (LBH APIK) Ratna Batara Munti membenarkan sikap anggota DPR RI Masinton Pasaribu yang terlalu protektif terhadap asisten pribadinya, Dita Aditia. Sikap berlebihan Masinton itulah yang menyebabkan terjadinya pemukulan terhadap Dita.

"Korban memang mengalami proteksi dari pelaku. Korban tidak boleh pulang malam, dia harus ngomong sama pelaku lagi sama siapa, diinterogasi dengan emosi dan sebelum itu juga selalu dipertanyakan kalau korban melakukan komunikasi dengan teman-teman yang lain," kata Ratna seusai melaporkan Masinton ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR, Selasa (2/2). 

LBH APIK mengakui sikap protektif Masinton terhadap Dita itu ada. "Jadi, memang ada upaya itu," katanya. Namun, Ratna membantah berbagai motif hubungan yang berkembang, apakah motif politik atau ada hubungan asmara antara keduanya. 

Ia menegaskan, apa pun motifnya, bagi kami pemukulan itu tidak dibenarkan. Dan, sejauh ini, diakui dia, korban memang tidak pernah mengatakan ada motif asmara atau politik antara dia dan atasannnya. Namun, dari pengakuan korban, insiden pemukulan tersebut bukan pertama kali terjadi karena sebelumnya hal sama pernah terjadi.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement