Rabu 03 Feb 2016 08:08 WIB

Perindo Investasi Rp 33 Miliar Pasok Air Bersih untuk Nelayan

Rep: Sonia Fitri/ Red: Nur Aini
Teknologi desalinasasi air laut menjadi tawar
Foto: nanosmartfilter
Teknologi desalinasasi air laut menjadi tawar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Perikanan Indonesia (Perindo) menanam investasi senilai Rp 33 miliar guna memasok air bersih di kapal nelayan di Februari 2016. Hal tersebut merupakan bagian dari langkah pengembangan bisnis perusahaan di bidang pelayanan jasa pelabuhan dan bisnis perikanan. Air bersih berasal dari hasil osmosis air laut di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta yang diolah dengan teknologi tertentu.

"Alokasi investasi untuk mengoperasikan fasilitas pengolah air laut atau Sea Water Reverse Osmosis (SWRO)," kata Kepala Bagian Umum, SDM dan Humas Perum Perikanan Indonesia (Perum Perindo) Marlan dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (2/2).

Menyoal teknologi SWRO, ia menerangkan, air laut atau air payau bisa diubah menjadi air tawar menggunakan teknologi pengolahan air laut seperti desalinasi air laut atau menyuling air laut, filtrasi atau penyaringan, dan ionisasi. SWRO menjadi teknologi yang dipilih oleh Perum Perindo untuk mengolah air laut menjadi air tawar atau disebut desalinasi air laut melalui penyaringan menggunakan membran.

Membran tersebut mampu menangkap kotoran maupun kontaminan termasuk garam. Air laut akan melalui proses filterisasi bertekanan tinggi sehingga mampu memisahkan mikroorganisme dan partikel garam yang terlarut dalam air.

"Pembangunan fisik SWRO selesai pada Oktober 2015 dan fasilitas tersebut mulai beroperasi penuh sejak Januari 2016," katanya. Nantinya, SWRO tersebut akan bisa memasok air bersih mencapai 1.500 meter kubik  per hari.

Fasilitas produksi air bersih tersebut, kata dia, mampu membantu memenuhi kebutuhan perbekalan air bersih bagi kapal-kapal nelayan yang akan kembali melaut. Setiap harinya kapal-kapal nelayan yang tertambat di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta mencapai 300-400 kapal.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 100 kapal keluar-masuk dan memerlukan bekal air bersih untuk kembali melaut. Kebutuhan air bersih kapal-kapal tersebut mencapai 6.000 meter kubik per hari.  

Bisnis penyediaan air bersih tersebut setiap harinya mampu mendatangkan pemasukan bagi Perum Perikanan Indonesia. "Laba dari lini bisnis penyediaan air bersih tersebut bisa mencapai Rp 1,4 miliar per bulan atau akumulasi laba di tahun pertama mencapai Rp 16,8 miliar," ujarnya. Laba yang diperoleh berpeluang meningkat seiring rencana peningkatan kapasitas produksi air bersih. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement