Rabu 03 Feb 2016 15:52 WIB

Jika Perjanjian Schengen Dihapus, Eropa Rugi 110 Miliar Euro

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Ani Nursalikah
Negara Uni Eropa pemegang Visa Schengen.
Foto: studentnewsbd.com
Negara Uni Eropa pemegang Visa Schengen.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Pengawasan perbatasan permanen di Eropa akan memunculkan pengeluaran biaya sekitar 110 miliar euro satu dekade kemudian. Hal tersebut diungkapkan lembaga riset pemerintah Prancis, Rabu (3/2).

Perjanjian Schengen adalah inti dari integrasi Eropa, tapi di bawah tekanan kekhawatiran masuknya migran dari Afrika dan Timur Tengah, beberapa negara sementara memperkenalkan kembali pengawasan perbatasan mereka dengan sesama negara-negara Uni Eropa.

Sebuah studi oleh France Strategie, lembaga riset yang langsung melekat ke kantor perdana menteri mengatakan, penurunan pariwisata lintas batas dan perdagangan sesama negara akan berdampak pada keuangan negara sekitar 0,8 persen dari pengeluaran ekonomi dalam waktu lebih dari 10 tahun.

Untuk Prancis saja, pada jangka pendek perlu mengeluarkan biaya satu hingga dua miliar euro dan 10 miliar euro dalam kurun waktu 10 tahun, setara dengan 0,5 persen dari produk domestik bruto (PDB).

"Pada jangka panjang, generalisasi pengawasan perbatasan permanen akan setara dengan pajak tiga persen pada perdagangan antara negara-negara di wilayah Schengen, yang akan menyebabkan penurunan struktural dalam perdagangan 10 sampai 20 persen," tulis mereka.

Setengah dari biaya diakibatkan penurunan kunjungan wisatawan. Sebanyak 38 persennya karena dampak pekerja lintas perbatasan dan 12 persennya untuk biaya tambahan pada angkutan barang. Dari 26 negara di wilayah Schengen, enam anggota termasuk Jerman telah kembali memulai pemeriksaan perbatasan sementara di mana ratusan ribu migran mencoba mencapai negara-negara angota Uni Eropa yang paling makmur.

Baca juga: AU AS dan Boeing Bangun Air Force One Baru

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement