REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Untuk pertama kalinya, lebih banyak perempuan dan anak-anak yang berusaha untuk mencapai Eropa dibanding laki-laki dewasa sejak krisis pengungsi dimulai.
Badan PBB untuk anak-anak UNICEF memperingatkan, jumlah anak-anak yang mencapai 36 persen dari migran sangatlah berbahaya untuk melakukan penyeberangan antara Yunani dan Turki. Angka yang sebenarnya bahkan bisa lebih tinggi.
Menurut UNICEF dilansir dari NBC News, Rabu (3/2), telah ada lonjakan besar pada jumlah anak-anak dan perempuan sejak Juni 2015. Kini, anak-anak dan perempuan kini mencapai hampir 60 persen dari pengungsi dan migran melintasi perbatasan dari Yunani ke Gevgelija di bekas Republik Yugoslavia, Makedonia.
"Implikasi dan lonjakan ini dalam proporsi anak-anak dan perempuan berubah sangat besar. Itu berarti lebih berisiko di laut, terutama sekarang di musim dingin dan perlindungan yang lebih membutuhkan di darat," ujar Koordinator Khusus untuk Pengungsi dan Krisis Migran di Eropa Marie Pierre Poirier.
Untuk itu, ia meminta agar kesejahteraan, sistem perlindungan dan kesehatan perlu diperkuat terus menerus sehingga anak-anak dan perempuan tidak dieksploitasi.