Kamis 04 Feb 2016 11:13 WIB

Wacana Penghentian Distribusi Premium, Ahok Minta Pemotor Naik Bus

Rep: C33/ Red: Bayu Hermawan
Pengendara sepeda motor mengisi bahan bakar jenis premium secara mandiri di salah satu SPBU di Jakarta, Selasa (29/9).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pengendara sepeda motor mengisi bahan bakar jenis premium secara mandiri di salah satu SPBU di Jakarta, Selasa (29/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) meminta pengendara sepeda motor beralih menggunakan bus. Hal itu menyusul wacana penghentian distribusi premium di Jakarta.

Ahok mengatakan penggunaan bus oleh para pengguna motor bisa terealisasi jika PT Pertamina dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyetujui wacananya.

Apalagi menurutnya tarif naik bus saat ini sudah sangat murah. Sehingga ia meminta pemotor meninggalkan penggunaan motor.

"Pengendara motor, kami dorong naik bus. Kalau (tarif) bus lebih murah dari motor, saya harap orang mau parkirkan motornya dan naik bus," katanya di Balai Kota Jakarta, Kamis (4/2).

Namun Ahok mengakui proses administrasi surat menyurat wacana penghentian distribusi premium itu kepada PT Pertamina dan Kementerian ESDM terbilang lamban.

Sebab sampai saat ini, Mantan Bupati Belitung Timur itu mengalu belum memperoleh surat balasan. "Belum sampai ke meja saya, Mereka (Pertamina dan ESMD) lama rancang surat ini," ucapnya.

Sebelumnya, Ahok mengatakan penghentian distribusi Premium di ibu kota malah berdampak positif. Ia merasa kebijakannya itu akan menguntungkan negara.

Sebab menurutnya, kebijakan itu bisa menghemat APBN. Bahkan Ahok meyakini kebijakan tersebut bisa meminimalisir kadar polusi di ibu kota yang sudah sedemikian parah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement