Kamis 04 Feb 2016 16:14 WIB

Gerakan Radikal Berupaya Hancurkan MUI, NU, dan Muhammadiyah

Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Majelis Ulama Indonesia (MUI).

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Tiga organisasi Islam terbesar di Indonesia, yaitu Majelis Ulama Indonesia (MUI), Nahdlatul Ulama (NU), dan Muhammadiyah menjadi musuh besar oleh penganut aliran atau gerakan radikal.

"Ada upaya untuk menghancurkan tiga organisasi ini oleh mereka yang menganut gerakan radikal," ungkap Ketua Komisi Fatwa Hukum dan Perundang-Undangan MUI Kota Palu, Sulawesi Tengah, Dr Hilal Malarangan, MHi, di Palu, Kamis (4/2).

Pakar Hukum Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu itu mengatakan, tiga organisasi Islam tersebut sangat tidak disukai oleh mereka yang menganut Islam garis keras. Karena itu, kata dia, berbagai upaya dilakukan oleh mereka yang menganut gerakan radikal untuk menghalangi dakwah tiga organisasi Islam tersebut di masyarakat.

Salah satu upaya yang dilakukan oleh gerakan radikal, yaitu dengan mengajak masyarakat untuk tidak memercayai atau meyakini Islam yang disebarluaskan oleh tiga organisasi tersebut. Di mana ajaran Islam yang dibawa oleh tiga organisasi tersebut dianggap oleh gerakan radikal tidak sesuai dengan anjuran agama Islam dan bertentangan dengan Alquran dan hadis.

Oleh karena itu, sebut dia, pemeluk agama Islam yang mengikuti MUI, NU, dan Muhammadiyah dianggap sebagai pihak yang salah dalam melaksanakan anjuran agama dan masuk neraka. "Ini sangat berbahaya karena dapat memengaruhi masyarakat dari kepercayaan yang telah ada. Olehnya tidak bisa gerakan radikal dibiarkan berkembang," ujarnya.

Dia mengingatkan kepada masyarakat untuk menolak ajakan atas nama agama yang tidak diketahui dan dikenali oleh masyarakat yang muncul dari oknum tertentu. Bahkan, dia mengimbau, jika terdapat ajakan dari aliran atau ormas yang mengatasnamakan agama, masyarakat harus segera bertanya ke tiga ormas tersebut untuk menghindari masuknya gerakan radikal.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement