REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Bogor meminta warga Kota Hujan menyertakan alamat yang benar saat berobat. Permintaan itu menyusul kabar adanya pasien yang meninggal dunia karena demam berdarah dangue (BDB) di Kota Bogor.
“Nah itu, kami mau masyarakat kalau berobat juga pakai alamat yang jelas itu berguna tak hanya sekedar pendatan,” kata Kepala Seksi Pencegahan Pemberantasan Penyakit Menular, Siti Robiah kepada Republika.co.id, Kamis (4/2).
Ia menambahkan, alamat pasien tak hanya sekedar pendataan namun jika terkait penyakit DBD maka bisa menjadi acuan untuk melihat wilayah endemis atau tidak. Siti mengungkapkan, setiap tahunnya akn terlihat banyak warga mana yang terjangkit DBD dan wilah tersebut akan dipantau.
“Seperti misalnya soal fogging, itu kan kita juga melihat data dari pasien yang terkena DBD. Apa lagi jika sampai ada yang meninggal,” ucap Siti.
Diakui Siti, hingga kini masih banyak warga yang kurang peduli dan tidak jeli memberikan informasi ketika berobat. Siti mengimbau, masyarakat harus bias memberikan data alamat yang benar agar mudah dipantau.
Sebelumnya dikabarkan ada warga Cibogor Eti (23 tahun) meninggal di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor karena DBD. Namun setelah dicek kembali, tidak ada warga bernama Eti di wilayah Cibogor yang meninggal, Ahad (25/1) karena DBD. Diskes Kota Bogor pun mengungkapkan ternyata pasien meninggal bernama Eti bukan warganya.