REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Golkar Mahyudin menilai, partainya perlu menampung lagi kader dari unsur TNI sebagai pengurus. Menurutnya, besarnya partai Golkar tidak terlepas dari peran TNI di masa lalu.
"Kalau Sekjen Golkar ada baiknya dari tentara. Historisnya, Golkar dilahirkan oleh ABRI dan birokrat," kata Mahyudin, kepada wartawan, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (4/2).
Menurut wakil ketua MPR tersebut, peran TNI pada zaman Orde Baru sangat kuat, sehingga Golkar saat itu solid. Ada baiknya, kata dia, Golkar juga menarik kader dari TNI dan sipil. TNI yang di maksud Mahyudin adalah mereka yang sudah purnawirawan, bahkan kalau perlu yang memiliki bintang tiga atau empat.
"Tentara banyak juga yang mau bergabung di partai. Sekarang kan banyak ada yang gabung di PDIP, Gerindra dan Golkar," ucap dia.
Mahyudin menilai, kader Golkar yang berasal dari TNI saat ini sangat sedikit. Padahal, sejak zaman Orba, hampir sebagian besar pengurusnya dari unsur TNI. Bahkan, dirinya menyarankan mantan panglima TNI seperti Moeldoko untuk bergabung dengan partai Golkar.
"Tanyakan saja kalau pak Moeldoko dan Joko Suyanto mau jadi Sekjen Golkar tidak. Kalau bersedia, kalau enggak bersedia maka jadi dewan pertimbangan. Menarik kalau beliau bersedia bergabung di Golkar. Kalau mau nanti dikasih posisi strategis, supaya marwahnya muncuk lagi," ujar dia.