Kamis 04 Feb 2016 21:08 WIB

Calon Ketum Golkar Diusulkan Adu Konsep

Rep: Agus Raharjo/ Red: Teguh Firmansyah
 Aburizal Bakrie (kanan) bersama Agung Laksono saat menghadiri rapat konsolidasi  persiapan Munaslub di Kantor DPP Golkar, Jakarta, Kamis (4/2). (Republika/Rakhmawaty La'lang)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Aburizal Bakrie (kanan) bersama Agung Laksono saat menghadiri rapat konsolidasi persiapan Munaslub di Kantor DPP Golkar, Jakarta, Kamis (4/2). (Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Partai Golkar akan segera menggelar musyawarah nasional (munas) 2016. Munas kali ini diharapkan berlangsung demokratis, rekonsiliatif dan berkeadilan.

Selain dalam pelaksanaan munas, pemilihan ketua umum partai berlambang pohon beringin juga diharapkan berlangsung secara demokratis dan aspiratif.

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Happy Bone Zulkarnaen mengusulkan pemilihan ketum dilakukan dengan mengadu seluruh pemikiran seluruh calon yang ingin maju. Menurutnya, Partai Golkar memiliki kader-kader yang hebat untuk menduduki posisi ketua umum. Jadi, perlu ada langkah baru.

“Saya melihat kita punya SDM hebat disini, masih muda, sebaiknya semua maju memaparkan konsepnya masing-masing, jadi adu konsep calon ketua umum,” ujar Bone Zulkarnaen di Jakarta, Kamis (4/1).

Selain mengadu konsep pemikiran calon ketua umum untuk Golkar yang lebih baik, pemilihan ketua umum dilakukan secara terbuka dan disaksikan seluruh peserta munas. Hal itu akan memberikan kesempatan pada seluruh kader untuk menguji dan memberi penilaian.

Bone menambahkan, sangat mengapresiasi sikap dua Ketua Umum Golkar dari dua versi, munas Bali dan Ancol, untuk tidak mencalonkan diri. Hal ini dinilai memberi kesempatan pada kader-kader muda di Golkar untuk dapat menunjukkan kemampuan dan perannya menjadikan partai Golkar semakin maju.

Menurutnya, selain untuk mencermati kader muda potensial, pemilihan ketua umum di munas yang diperkirakan akan dilakukan antara Maret sampai Juni ini juga harus dilakukan secara transparan serta sesuai sistem. “Kita usahakan tidak ada pemilihan transaksional,” kata dia.

Baca juga, Seharusnya tak Ada Lagi Kubu-Kubuan di Golkar.  

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement