Kamis 04 Feb 2016 22:07 WIB
Rep: Casilda Amilah/ Red: Sadly Rachman
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PBB hari Rabu (3/2) menghentikan pembicaraan perdamaian yang diliputi perpecahan di Jenewa sampai akhir Februari. Utusan PBB Staffan de Mistura mengatakan, penundaan sampai 25 Februari merupakan istirahat sementara dan bukan akhir dari upaya perdamaian Suriah.
Dilansir VOA Indonesia, tentara Suriah mengklaim pihaknya berhasil mengakhiri pendudukan dua desa Syiah di Aleppo, dan memberi pemerintah Asad sebuah kemenangan besar.
Televisi pemerintah Suriah mengatakan, tentara Suriah dan milisi Shiah berhasil mematahkan blockade pembrontak selama tiga tahun di sekeliling Nubul dan Zahra. Kekalahan pembrontak ini memungkinkan pasukan Suriah menguasai rute suplai dari Aleppo ke perbatasan Turki.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov hari Rabu (3/2) mengatakan, Rusia tidak akan menghentikan serangan udara di Suriah sampai organisasi teroris disana berhasil dikalahkan.
Lavrov spesifik menyebut Jabhat al-Nusra, organisasi terkait al-Qaida, sebagai sasaran serangan ini, dan katanya, dia tidak melihat alasan mengapa hal itu harus dihentikan.
Rusia dikecam oleh pihak Barat karena serangan udara di Suriah, katanya, Rusia memusatkan perhatian pada pemberontak oposisi yang melawan Assad, dan bukan militan ISIS. Hal ini berulang kali dibantah oleh Rusia.
Video Editor: Casilda Amilah