REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Diskriminasi masih dialami Muslimah diluar negeri. Hijab merupakan target dari diskriminasi tersebut.
Pendiri dan Presiden World Muslimah Foundation, Eka Shanty, menyatakan bahwa larangan yang muncul sesungguhnya bukan karena orang-orang non-Muslim tidak mau menerima hijab, melainkan karena mereka tidak tahu. “Lebih baik Muslimah jangan hanya meminta untuk diterima hijabnya, tetapi buktikan bahwa hijabnya empowering,” Eka menganjurkan, saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (2/2).
Eka mengusulkan juga dalam berhijab, Muslimah yang berada di tengah situasi diskriminasi melakukan change management. Khususnya untuk mereka yang sedang belajar untuk mengenakan hijab. Manajemen perubahan tersebut dapat membantu adaptasi Muslimah agar lingkungan mendukung.
Sebab ketika lingkungan terkejut dengan perubahan dan memberikan respon kurang positif, hal itu dapat memengaruhi niat seseorang dalam meyakinkan diri untuk berhijab.
Proses perubahan tersebut dianjurkan Eka pertama-tama misalnya belajar mengenakan rok panjang dahulu, jangan langsung menggunakan hijab sepenuhnya. Berlanjut membiasakan mengenakan pakaian lengan panjang, lalu mengenakan syal, barulah mulai menggunakan hijab yang sepenuhnya menutupi rambut dan tubuh.