REPUBLIKA.CO.ID, PAMEKASAN -- Gula aren masyarakat di Pulau Madura, kini tidak hanya dipasarkan di tingkat lokal akan tetapi telah berhasil menembus pasar luar negeri.
Gula aren Madura yang tembus pasar luar negeri itu adalah gula aren semut yang merupakan hasil kerajinan masyarakat Pamekasan, kata Ketua Asosiasi Pengusaha Muda Mandiri Indonesia (APMMI) Ali Hosnan di Pamekasan, Kamis.
Gula aren semut itu mampu menembus pasar luar negeri yang telah diproses dan dibentuk seperti gula pasir.
anya saja, harganya jauh lebih mahal daripada gula pasir yang terbuat dari tebu karena membutuhkan proses pengerjaan yang rumit dan pola produksi masih manual yakni hanya dikerjakan oleh industri rumah tangga.
Untuk satu kilogram gula, harga jual gula aren semut di tingkat produsen Rp 27 ribu. "Jadi jauh lebih mahal dibandingkan harga gula pasir," katanya.
Selain karena proses produksi yang membutuhkan waktu lama yang juga menyebabkan harga gula aren semut itu mahal adalah karena ada penyusutan.
Jika gula aren itu dua kilogram, setelah diproses menjadi gula yang berbentuk gula pasir menjadi satu kilogram.
Ali Hosnan menuturkan konsumen yang banyak membeli gula aren semut hasil produksi pengrajin gula di Pamekasan itu rumah tangga. "Kalau masyarakat lokal Pamekasan justru jarang. Karena harganya memang jauh lebih mahal," katanya menuturkan.
Menurut Ali Hosnan, negara yang menjadi tujuan ekspor gula aren semut ini adalah Thailand dan Singapura.
Asosiasi Pengusaha Muda Mandiri itu merupakan organisasi kelompok usaha muda yang bergerak di bidang peningkatan keterampilan para pengusaha pemula di Indonesia.
Di Pamekasan, Madura, organisasi pengusaha ini memiliki sebanyak 80 kelompok usaha binaan dari berbagai jenis usaha, dan 40 kelompok diantaranya berada di Kabupaten Pamekasan.