Jumat 05 Feb 2016 07:05 WIB

'Golkar Semestinya Beri Contoh Pendidikan Politik yang Baik'

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Bayu Hermawan
  Aburizal Bakrie (kedua kanan) bersama Agung Laksono (kiri) dan Sekjen Partai Golkar Munas Bali Idrus Marham (kedua kiri) di Kantor DPP Golkar, Jakarta, Kamis (4/2). (Republika/Rakhmawaty La'lang)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Aburizal Bakrie (kedua kanan) bersama Agung Laksono (kiri) dan Sekjen Partai Golkar Munas Bali Idrus Marham (kedua kiri) di Kantor DPP Golkar, Jakarta, Kamis (4/2). (Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik menilai penyelenggaraan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar akan lebih baik jika cepat dilaksanakan. Golkar disarankan berhenti mempertontonkan perpecahan dalam internal partai.

"Mudah-mudahan bisa menyatu lewat Munaslub karena masyarakat pada dasarnya sudah bosan," ujar pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Fachry Ali kepada Republika.co.id, Kamis (4/2).

Saat ditanya soal proporsi kepanitiaan Munaslub Fachry  menyebut Golkar sudah tahu apa yang harus dilakukan. Yang harus diperhatikan adalah publik sudah jenuh dengan pertentangan di tubuh partai berlambang Pohon Beringin tersebut.

Sebagai partai besar dan sudah malang melintang di dunia perpolitikan Tanah Air sudah semestinya Golkar memberikan pendidikan politik yang baik bagi bangsa.

"Kalau terus menerus seperti itu (mempertontonkan perpecahan), maka masyarakat akan memandang bahwa politik begitu, pecah berantem," katanya.

Golkar harus mengedepankan upaya mereka dalam menyelesaikan konflik. Tentunya dengan cara yang legal dan dewasa.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement