Jumat 05 Feb 2016 09:01 WIB

Brasil Temukan Bukti Baru Zika Terkait Mikrosefalia

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Bilal Ramadhan
Ilustrasi gejala tertular virus zika
Foto: Ist
Ilustrasi gejala tertular virus zika

REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANEIRO -- Ilmuwan-ilmuwan Pemerintah Brasil mengatakan, kemungkinan zika terkait kelainan kepala (mikrosefalia) semakin besar, Kamis (4/2). Mereka menemukan indikasi 12 bayi baru lahir dengan kelainan memiliki virus zika.

"Ini adalah terobosan penting," kata ahli virus dan peneliti pemerintah yang bertugas mempelajari zika di negara bagian Pernambuco, Brasil, Lindomar Pena, seperti dikutip AP.

Menurutnya, hal ini bisa membawa pada ide vaksin. Peneliti Pernambuco ini, lanjutnya, meneliti 12 bayi dengan mikrosefalia dan di cairan tulang belakang mereka ada antibodi yang dibuat tubuh untuk melawan virus, salah satunya zika.

Sejauh ini, tercatat lebih dari 4.000 kasus zika di Brasil. Namun, tidak banyak yang berujung pada kelainan ukuran kepala bayi baru lahir yang ibunya terinfeksi zika. Menurut ilmuwan, virus tersebut diduga hanya hidup beberapa hari di dalam tubuh.

Sulit untuk mendeteksinya lagi setelah beberapa bulan kemudian. Pena tidak menjelaskan lebih lanjut terkait kemungkinan zika tetap berada di dalam tubuh bayi. Namun, Sekretaris eksekutif pemantauan kesehatan pemerintah, Luciana D'Angelo, mengatakan hasil tersebut menguatkan hipotesis bahwa zika terkait dengan mikrosefalia.

Pekan ini, WHO mendeklarasikan keadaan darurat kesehatan publik global karena zika diduga menyebabkan komplikasi kelainan pada bayi baru lahir. Meski demikan, Pusat Pengendalian Penyakit AS (CDC) belum mengonfirmasi secara saintifik hubungan keduanya.

Sejauh ini, pakar Brasil mencatat 1.113 kasus mikrosefalia sejak musim gugur tahun lalu. Sebanyak 404 kasus diduga disebabkan zika. Kasus lainnya disebabkan hal lain, seperti faktor genetik atau tidak ada penyebab pasti sama sekali.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement