Jumat 05 Feb 2016 12:16 WIB

'Wacana Penggabungan Transjakarta dengan Angkot Berpotensi Gagal'

Rep: c33/ Red: Karta Raharja Ucu
Sejumlah Bus Pengumpan Transjakarta baru parkir di Parkir Timur Senayan, Jakarta, Selasa (22/12).   (Republika/Wihdan)
Foto: Republika/ Wihdan
Sejumlah Bus Pengumpan Transjakarta baru parkir di Parkir Timur Senayan, Jakarta, Selasa (22/12). (Republika/Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Pengamat transportasi, Darmaningtyas mempertanyakan kebijakan penggabungan angkutan kota dengan PT Transjakarta. Ia menyebut wacana itu berpotensi gagal.

Ketua Institut Studi Transportasi (Instran) ini menuturkan, ketika penggabungan kedua armada itu tidak berjalan efektif, tentunya penumpang yang akan paling dirugikan. Apalagi menurutnya, ada operator Transjakarta yang menjadi kambing hitam atas kesalahan PT Transjakarta.

(Baca Juga: PT Transjakarta Diminta tak Sibuk Ambilalih Pengelolaan Angkot)

“Kalau maunya seperti itu (angkot gabung Transjakarta) pasti gagal, ngurus busway (bus Transjakarta) aja enggak bisa. Kan sudah ada operator yang diputus. Padahal kesalahan ada di Transjakarta, tapi bebannya dilimpahkan ke operator seperti terjadi di koridor dua,” kata dia menjelaskan kepada Republika.co.id, Jumat (5/2).

Ia berharap sistem pembayaran satu kali bisa diberlakukan, sehingga penumpang hanya cukup bayar satu kali sudah termasuk tarif angkot dan bus Transjakarta.

"Yang harusnya diintegrasikan itu bukan manajemennya, tapi sistemnya. Seharusnya angkot sebagai feeder atau angkutan pengumpan. Jadi penumpang tidak perlu bayar-bayar lagi jadi sekali bayar angkot langsung Transjakara. Yang kelola (angkot) swasta tidak apa-apa,” ujarnya.

 (Baca Juga: Masyarakat Masih Butuh Angkot)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement