REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat berencana menggunakan aset pertahanan rudal untuk melacak peluncuran rudal Korea Utara. Hal ini perlu dilakukan setelah meningkatnya ketegangan atas rencana Korut segera meluncurkan rudal.
Menteri Pertahanan AS Ashton Carter menolak berkomentar lebih lanjut terkait rencana khusus tersebut. AS dikabarkan akan memposisikan kapal angkatan laut atau memindahkan radar berbasis laut luas untuk kawasan Asia Pasifik menjelang peluncuran.
Korut memberitahu PBB, pekan ini akan melakukan peluncuran ruang angkasa untuk pengamatan satelit bumi antara 8 Februari dan 25 Februari. Korut mengatakan, ia memiliki hak berdaulat untuk mengejar program ruang angkasa, meskipun AS dan negara-negara lain menuduh peluncuran tersebut adalah penyamaran tes rudal.
Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi mengatakan, pihaknya mengirim utusan khusus untuk masalah nuklir Wu Dawei ke Korut. Hal ini menggambarkan adanya situasi yang serius.
"Kami tidak ingin melihat sesuatu terjadi yang dapat menyebabkan ketegangan lebih lanjut," ujar Wang Yi setelah kembali dari Korut dilansir Al Jazeera, Jumat (5/2).
Menteri Luar Negeri Korea Selatan Yung Byung-se mengadakan pertemuan dengan AS, Jepang, Uni Eropa dan duta besar Australia atas masalah ini, Jumat (5/2).
Korut meluncurkan roket jarak jauh pada Desember 2012, mengirimkan sebuah objek yang digambarkan sebagai satelit komunikasi ke orbit. Keteganan di Asia Utara meningkat sejak bulan lalu setelah uji coba uklir keempat Pyongnyang ini yang diklaim sebuah bom hidrogen.
Baca juga:
Kerugian Ekonomi Perang Suriah 35 Miliar Dolar AS
Clinton-Bernie Debat Demokrat di New Hampshire