Jumat 05 Feb 2016 14:47 WIB

Di-bully Aktivis LGBT, Sinyo Jalan Terus

Rep: Qommaria Rostanti/ Red: Achmad Syalaby
Buku Anakku Bertanya tentang LGBT
Foto: sinyoegie.wordpress.com
Buku Anakku Bertanya tentang LGBT

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendiri layanan Peduli Sahabat, Agung Sugiarto, beberapa kali sempat mendapat pertentangan atas aktivitasnya sebagai pendamping lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) yang ingin memiliki orientasi seksual normal. Bukunya yang berjudul, Anakku Bertanya tentang LGBT, pun kerap mendapat kritikan dari para pendukung perilaku LGBT.

Dia dianggap tidak paham orientasi seksual dan ekspresi gender. Namun Sinyo, sapaan akrabnya, tidak terlalu ambil pusing dengan tudingan tersebut. Toh, Peduli Sahabat bukanlah layanan yang head to head kontra dengan LGBT.

(Baca: Kisah Sinyo, Sang Penakluk Hati LGBT).

“Kami hanya membantu orang yang orientasi seksualnya sesama jenis, namun mau kembali ke jalan Allah SWT,” ujarnya kepada Republika.co.id, baru-baru ini. Jika memang bukunya dinilai "cacat", Sinyo menantang pihak-pihak tersebut untuk membuat buku yang setara. 

Di halaman Facebook-nya, Sinyo menjalin pertemanan dengan beberapa orang pendukung LGBT. Namun, terkadang mereka menunjukkan ketidaksukaannya dengan aktivitas Sinyo sebagai pendamping di Peduli Sahabat lewat postingan-nya. 

Reaksi para pendukung LGBT terhadap orang yang kontra-LGBT cukup besar. Menurut Sinyo, hal itu terjadi karena mereka merasa dilindungi oleh dunia internasional dengan adanya hak asasi manusia (HAM).

Memang, American Psychiatric Association (APA) telah mengeluarkan homoseksual dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM) IV. Artinya, homoseksual tidak lagi dianggap sebagai gangguan kejiwaan.  

Namun, kata Sinyo, pada akhirnya pihak Amerika Serikat pun menyerahkan hal tersebut ke kultur masing-masing negara. Artinya, apabila adat istiadat menganggapnya sebagai penyimpangan, homoseksual diartikan sebagai penyimpangan secara sosial.

“Saya selalu bilang, ‘lawan’ kalian itu pemerintah, pemuka agama, dan kultur. Kalian hidup di mana? Kalau Indonesia anggap LGBT masih penyimpangan, ya berarti memang begitu adanya,” kata Sinyo.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement