Jumat 05 Feb 2016 16:16 WIB

Pedagang Daging di Banyumas Berhenti Jualan

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Ilham
Pedagang memotong daging sapi (ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pedagang memotong daging sapi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Mahalnya harga daging sapi dan kambing, tidak hanya berimbas pada konsumen, namun juga pada kalangan pedagang. Para pedagang mengaku omset penjualan turun drastis dan merugi. Bahkan banyak diantaranya memilih berhenti usaha berjualan.

Seorang pedagang sapi los penjual daging Pasar Wage Kota Purwokerto, Narsiti (45), mengaku saat ini dia menjual daging sapi dengan harga Rp 125 ribu per kilogram. ''Saya menjual dengan harga sebesar itu, karena dari penjagalnya juga sudah naik. Sudah sejak sebulan lalu harga daging naik. Tadinya hanya Rp 100 ribu, atau paling tinggi Rp 105 ribu per kilogram,'' katanya, Jumat (5/2).

Dia menyebutkan, sejak harga daging sapi mengalami kenaikan, omsetnya turun drastis. ''Yang tadinya bisa menjual 50 kilogram sehari, sekarang hanya 5-10 kilogram. Kebanyakan yang membeli tinggal para pedagang bakso. Kalau masyarakat, sudah tidak banyak lagi yang membeli,'' kata dia.

Hal tersebut juga dialami pedagang daging kambing. Penurunan omset penjualan, juga disebabkan oleh kenaikan harga. ''Harga daging kambing normalnya hanya Rp 80 ribu per kilogram. Tapi sekarang sudah mencapai Rp 110 ribu per kilogram,'' kata Jono (54), pemasok daging kambing di Desa Rawalo Kecamatan Rawalo Kabupaten Banyumas.

Dia menyebutkan, sebelum ada kenaikan harga dia bisa memotong 4-5 ekor kambing per hari. Namun sejak kenaikan harga sebulan lalu, dia hanya bisa memotong seekor kambing per hari. ''Itu hanya untuk kebutuhan pedagang sate. Bukan untuk pedagang daging di pasar, karena pedagangnya banyak yang sudah tidak berjualan,'' katanya.

Ketua Asosiasi Pedagang Sapi Banyumas Endar Susanto, mengakui lesunya pasaran daging sapi di Banyumas. Bahkan dia menyebutkan, banyak pedagang yang kemudian berhenti usaha berjualan daging.  

''Di Banyumas, tadiya ada 25 pedadang besar daging sapi yang aktif memasok ke pasaran. Saat ini hanya tinggal 10 pedagang daging yang masih menggeluti usahanya. Lainya, yang 15 orang, sudah tidak berjualan,'' katanya.

Tingginya harga daging sapi saat ini disebabkan stok sapi mengalami kelangkaan. Seperti di Banyumas, pedagang sudah sangat sulit mendapatkan sapi lokal dewasa yang sudah siap potong. ''Para pedagang di Banyumas, seringkali harus mencari sapi ke luar daerah seperti Temanggung dan Wonosobo. Namun itu pun belum tentu dapat,'' katanya.

Kelangkaan sapi ini, menurutnya, menyebabkan harga sapi hidup mengalami kenaikan. Pada kondisi normal, harga sapi hidup yang dibeli dengan mempertimbangkan bobot hewan, dihitung dengan harga Rp 36 ribu hingga Rp 37 ribu per kilogram. Tapi saat ini, harga sapi hidup menjadi Rp 45 ribu hingga Rp 48 ribu per kilogram.

''Ini yang menyebabkan harga daging sapi yang dijual di pasar=pasar juga mengalami kenaikan,'' jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement