REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta menyiagakan petugas Dinas Kesehatan di 11 rumah sakit (RS) rujukan se-Jabar dan Jakarta. Kondisi ini guna mengantisipasi membludaknya pasien DBD pada awal tahun ini.
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengatakan, saat ini jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) tengah meningkat. Di berbagai daerah, termasuk Kabupaten Purwakarta, pasien BDB terus bertambah.
Biasanya, keluarga pasien suka kebingungan mengurus syarat administrasinya. Sehingga, seringkali pasien itu terlantar atau tidak bisa segera masuk ruang perawatan.
Untuk itu, petugas dinas akan diturunkan, mengingat pasien DBD tersebut kebanyakan merupakan warga kampung. Sehingga, saat berada di RS, mereka sudah langsung dijemput bola untuk dilayani oleh petugas tersebut.
“Keluarga pasien akan terbantu, sebab petugas jemput bola,” ujar Dedi kepada Republika.co.id, Jumat (5/2).
Selain DBD, petugas ini juga melayani keluarga pasien penyakit lainnya. Dinkes akan bersiaga di RS untuk menjadi juru penerang bagi keluarga pasien. Supaya, mereka tidak salah dalam mengurus persyaratan administrasi.
Petugas Dinkes ini, lanjut Dedi, akan diurus surat keterangannya (SK) oleh Badan Kepegawaian Daerah (BKD) setempat. Jadi, mereka tidak lagi ngantor di dinas, melainkan setiap hari harus ngepos di RS yang telah ditunjuk.
Menurut Dedi, 11 RS yang telah bekerja sama dengan pemerintah kabupaten di antaranya RS Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, RS Cipto Mangunkusumo, RS Harapan Kita, serta lima RS swasta di wilayah Purwakarta. Saat ini, RS yang kebanjiran pasien DBD yaitu RSUD Bayu Asih. “Meskipun di RSUD, petugas perwakilan pemkab harus siaga,” ujar Dedi.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta Anne Hediana Koesoemah mengatakan, dari 183 desa yang ada, 16 desa sudah melaporkan kasus DBD. Adapun jumlah pasiennya mencapai 130 orang dengan angka kematian yang diduga akibat DBD sebanyak enam orang.