Jumat 05 Feb 2016 21:38 WIB

Harga Pangan Tinggi, Disindagkop Tangerang Serba Salah

Rep: C35/ Red: Karta Raharja Ucu
Sembako di pasar
Foto: Prayogi/Republika
Sembako di pasar

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Saat harga bahan pangan semakin tinggi, pemerintah kota tidak dapat berbuat banyak. Seperti pengakuan Sayuti, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disindagkop) Kota Tangerang yang serba salah jika melakukan tindakan operasi pasar, karena stok barang sebenarnya masih memadai.

Operasi pasar, menurut Sayuti hanya bisa dilakukan jika harga bahan pangan melambung tinggi karena kelangkaan barang. Sementara dalam kasus ini, harga pangan naik bukan disebabkan karena kelangkaan stok, melainkan karena sudah malah sejak dari hulunya.

"Problem itu bisa ditindak dengan operasi pasar jika ada permintaan dari pasar karena kelangkaan barang. Tapi dalam kasus ini stok masih aman, harga mahalnya sudah dari hulunya," kata  dia di Kantor Disindagkop Kota Tangerang, Jumat (5/2).

Dengan melambungnya harga pangan ini, ia menyangkal jika ada permainan harga di lapangan. Hal itu dia katakan karena melihat kondisi di daerah-daerah lain yang rata-rata mengalami hal yang sama mengenai kenaikan harga bahan pangan.

Sehingga, jika penimbunan dalam rangka permainan harga akan merugikan pelaku sendiri. Karena harga rata-rata di masing-masing daerah di Indonesia hampir sama.

"Kalau harga di setiap daerah hampir sama maka penimbunan untuk melakukan permainan harga akan percuma dilakukan. Jadi saya rasa tidak ada permainan harga di sini," katanya.

Saat ini Kota Tangerang mengalami inflasi sebesar lima persen pada 2015. Sayuti menegaskan inflasi tersebut bukan disebabkan karena kebutuhan pangan. Melainkan karena belanja kesehatan dan pendidikan (sekolah), yang menurut dia cukup tinggi. Namun inflasi pada tahun ini lebih baik, karena pada tahun sebelumnya Kota Tangerang mengalami inflasi 10 persen.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement