REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Dandim 0608 Cianjur, Jawa Barat, Letkol Imam Haryadi memimpin pengasapan di lingkungan asrama tentara di Kelurahan Pamoyanan yang salah satu warganya meninggal dunia akibat penyakit demam berdarah dengues (DBD).
"Beberapa waktu lalu, ada tiga orang anak anggota TNI yang tinggal di asrama terkena BDB, sehingga kami meminta dinas untuk melakukan pengasapan sebagai antisipasi," kata Imam, Jumat (5/2). (Warga Semarang Resah dengan Lonjakan Kasus DBD).
Dia berharap setelah dilakukan pengasapan, tidak ada lagi warga komplek tentara yang terjangkit DBD. Bahkan, Dandim menginstruksikan pada perangkatnya untuk kembali menggiatkan gotong royong membersihkan lingkungan pemukiman, agar terbebas dari nyamuk demam berdarah.
"Agar terhindar dari nyamuk mematikan itu, adalah menjaga kebersihan sekitar lingkungan dan membiasakan hidup sehat termasuk dengan melakukan 3 M, menguras tempat penampungan air secara rutin, menutup penampungan air dan mengubur barang-barang yang tidak terpakai," katanya.
Setelah mendapat kabar adanya seorang anak yang meninggal dunia akibat DBD di wilayah tersebut, Dinas Kesehatan Cianjur akhirnya melakukan pengasapan.
Kegiatan tersebut dilaksanakan di asrama tentara, SDN Gelar dan pemukiman penduduk di wilayah perkotaan.
Guru SDN Gelar, Ade Samsudin merasa tenang dengan dilakukannya pengasapan di area sekolah. Meski bekum ada siswanya yang terjangkit DBD, namun langkah pengasapan diyakini dapat mengantisifasi berkembangnya nyamuk penyebab DBD.
"Tadi kegiatan belajar kita stop dulu, semua murid kita minta berkumpul di lapangan sekolah agar petugas leluasa mengasapi setiap ruang kelas," katanya.