REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebutkan tak ada industri yang hengkang dari Indonesia. Kemenperin mengatakan industri melakukan restrukturisasi karena mengikuti perkembangan teknologi dan memperkuat daya saing.
Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan langkah efisiensi perlu dilakukan industri usaha agar mampu menjaga persaingan. Sehingga diakuinya ada perusahaan yang melakukan restrukturisasi. “Untuk Panasonic Indonesia, mereka melakukan restrukturisasi perusahaan karena pertimbangan efisiensi usaha dan perkembangan teknologi (lampu) terkini ,” ujarnya, Jumat (5/2).
Ia mengatakan PT Panasonic Lighting Indonesia yang memroduksi lampu hemat energi jenis compact fluorescent lamp (CFL), saat ini permintaannya di pasar dunia mulai turun. Tren pasar lampu di dunia maupun Indonesia, sekarang mengarah pada lampu jenis light emitting diode (LED).
Sementara itu, PT Panasonic Gobel Eco Solution Manufacturing Indonesia di Cikarang telah memproduksi lampu jenis LED. “Jadi mereka menggabungkan PT Panasonic Gobel Eco Solution Manufacturing Indonesia dengan PT Panasonic Lighting Indonesia dan akan menjadi satu pabrik yang berlokasi di Cileungsi, Jawa Barat,” jelasnya.
(Baca Juga: 'Panasonic dan Toshiba tak Tutup Pabrik')
Sedangkan untuk Toshiba, Putu mengaku belum menerima laporan dari perusahaan yang bersangkutan. Namun dari informasi yang didapatnya, Toshiba diakuisisi oleh Skyworth Corp yang merupakan perusahaan elektonika besar asal Cina. "Kami masih menunggu laporan resmi dari mereka. Tapi, kami hormati masalah mereka, yaitu kepemilikan Toshiba Home Appliances dipindahtangankan ke perusahaan baru. Perusahaan baru tersebut merencanakan restrukturisasi," katanya.
Putu meminta masyarakat tenang sebab kedua perusahaan elektonika asal Jepang, Panasonic dan Toshiba masih tetap beroperasi di Indonesia dan tidak akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) secara massal. Ia pun meminta kepada kedua perusahaan tersebut dapat memberikan pelatihan kepada para pekerjanya agar bisa mengukti perkembangan teknologi di industri saat ini.
“Mereka masih produksi dan saya yakin mereka tidak akan melepas tenaga kerjanya begitu saja. Jadi tidak ada PHK massal,” ujarnya.