REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ribuan eks anggota organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) telah dikembalikan dari Kalimantan. Kini, penanganan tepat harus dipikirkan secara seksama demi pola pikir dan perilaku mereka di masa depan.
Wakil Ketua PP Lesbumi PBNU, Candra Malik, mengatakan harus ada cara yang tepat agar para mantan anggota Gafatar bisa dikembalikan ke ajaran agama yang mereka yakini sebelumnya. Ia berpendapat, pembimbingan para eks anggota Gafatar ke arah keyakinan mereka yang diyakini sebelumnya sangat penting, agar tidak lagi memiliki pola pikir yang diajarkan dalam Gafatar.
Setelah dikembalikan ke tanah kelahiran, ia menilai harus ada langkah yang dapat mengembalikan lagi ke-Indonesiaan dan ke-Nusantaraan mantan anggota Gafatar. Salah satu langkah yang diusulkan, adalah dengan melakukan semacam rehabilitasi dan rekonsiliasi. Upaya ini menurut dia harus dilakukan secara bersama dan tidak diserahkan saja kepada pemerintah. "Kita harus ambil langkah bersama untuk rehabilitasi dan rekonsiliasi," kata Candra kepada Republika.co.id Sabtu (6/2).
Candra berharap semua pihak untuk tidak lagi mempertajam permasalahan Gafatar. Ia pun meminta masyarakat harus selalu diingatkan kalau mantan anggota Gafatar juga merupakan orang Indonesia. Untuk itu, ia meminta masyarakat dapat menerima kedatangan mereka dengan tangan terbuka dan tidak mengadili dan tidak mengasingkan mereka.
Menurut Candra, memberikan rasa nyaman kepada para mantan anggota Gafatar sangat penting. Hal ini agar mereka meyakini kalau Islam benar-benar rahmatan lil alamin. Selain itu, rasa nyaman kepada mantan anggota Gafatar dapat memberikan pehamanan kepada mereka, kalau Islam tidak mengajarkan kekerasan seperti apa yang disangkakan selama ini."Memberi rasa nyaman kepada mereka membuktikan Islam itu rahmatan lil alamin," ujar Candra.