REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Prof Dr Jaffar Siddik mengharapkan masyarakat dapat menerima dengan baik eks anggota Gerakan Fajar Nusantara yang kembali kepada ajaran Islam.
"Kita harus menerima kehadiran mereka yang selama ini telah menempuh ajaran yang bertentangan dengan Islam dan dilarang pemerintah itu," kata Jaffar di Medan, Jumat (5/2).
Sebab selama ini, menurut dia, eks anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) itu merasa terkecoh dan tidak mengetahui bahwa ajaran yang diikuti tidak sesuai dengan Islam. "Masyarakat diharapkan dapat menuntun mereka kembali kepada ajaran Islam dan meninggalkan ormas Gafatar yang tidak jelas itu," ujar Jaffar.
Ia menyebutkan, kesadaran eks Gafatar meninggalkan ajaran yang tidak benar itu patut dihargai masyarakat dan kembali mengajak mereka pada`ajaran Islam. Bukan, justru sebaliknya dengan memusuhi atau menjauhi eks Gafatar yang telah kembali ke daerah masing-masing.
"Hal seperti ini tidak mencerminkan sebagai masyarakat yang baik dan mau memaafkan orang yang telah menyadari kesalahan yang diperbuat," katanya.
Ia menambahkan, kesalahan terjadi dalam peristiwa itu bukan terkait organisasi, melainkan pimpinan ormas yang mengajak dan mempengaruhi untuk masuk ajaran sesat tersebut. Karena itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI), para tokoh agama ,Islam dan masyarakat diharapkan secara bersama-sama melakukan pembinaan terhadap eks Gafatar.