REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Provinsi Riau Helda S Munir mengungkapkan, delapan kepala Puskesmas mundur dari jabatannya secara serentak. Mundurnya mereka erat kaitannya dengan ketidakmampuan mereka mengelola manajemen Puskesmas ke Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah atau PPK BLUD.
"Mereka yang tarik diri ini Kapus (kepala Puskesmas) yang masih muda dan baru dilantik sebelum saya pergi haji kemarin," ungkap Kadiskes Pekanbaru, Helda S Munir, di Pekanbaru, Sabtu (6/2).
Helda menerangkan, pengelolaan puskesmas saat ini jauh berbeda dengan jaman dulu. Apalagi dengan pola PPK BLUD, dimana layanannya sudah menerima rawat inap dan buka 24 jam.
Ditambah lagi masyarakat saat ini mulai kritis dan menilai dengan kewajaran. Sehingga pelayanan tidak bisa main-main dan asal jadi."Masyarakat sudah mau melapor pelayanan yang kurang berkenan disetiap puskesmas," ujarnya.
Helda menilai mundurnya para kapus ini erat kaitannya dengan ketidak profesionalan pada dokter yang ditunjuk jadi kapus."Saya nilai ini akibat ketidakmampuan Sumber Daya Manusianya," urainya.
Mereka para kapus tidak menduga bahwa pelayanan puskesmas tersebut diera sekarang bukan hanya mengedepankan promotif dan prefentif seperti dulu. Tetapi juga kuratif."Walau porsi kuratifnya kini cuma 30 persen tetapi cukup merepotkan dalam memeneg pengelolaannya," urai Helda.
Karena itu tambahnya pengunduran diri ini akan jadi bahan evaluasi kedepan untuk proses penempatan para kapus. Helda mengaku selama ini sudah memberikan masukan dan bimbingan kepada para kapus agar bekerja sesuai SOP yang berlaku.