REPUBLIKA.CO.ID, SAINT DENIS -- Stadion Stade de France, Prancis, Sabtu (6/2), untuk kali pertama kembali dibuka sejak tempat itu ditargetkan dalam serangan Paris, November 2015.
Presiden Prancis Francois Hollande juga hadir dalam pembukaan kembali stadion tersebut dengan pengamanan ketat.
Dibukanya kembali stadion tersebut sekaligus menandai dimulainya pertandingan rugby. Sekitar 64.000 penggemar rugby berkumpul untuk menyaksikan pertandingan Enam Bangsa (Six Nations) antara Prancis dan Italia di stadion olahraga terbesar negara itu.
"Saya ingin kembali untuk acara pertama sejak serangan mengerikan karena hidup harus terus berjalan. Pada saat yang sama kita harus lebih ketat dalam hal keamanan," kata Hollande kepada televisi France 2.
Menjelang pertandingan Sabtu, akses ke stadion yang terletak di sebelah utara Kota Saint-Denis diblokir. Semua penonton digeledah dua kali sebelum memasuki tempat puluhan kendaraan polisi anti huru-hara yang diparkir di luar.
"Saya merasa aman karena kami digeledah beberapa kali, itu adalah hal yang baik. Hidup terus berjalan, ada suasana yang baik," ujar penonton Salvatore Signorelli kepada Reuters.
Frederic Boeuf, (50 tahun), mengatakan, sangat penting dapat pergi ke stadion dengan aman. Setidaknya di sini, kata dia, penonton bisa datang dengan keluarganya.
‘’Kami tidak terbiasa melihat begitu banyak mobil polisi anti huru-hara menjelang pertandingan rugby, tapi meyakinkan," kata presiden asosiasi penggemar rugby Prancis Gerard Risacher.