REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Dewan Keamanan perserikatan bangsa-bangsa (PBB) akan mengadakan pertemuan darurat pada Ahad (7/2) untuk membahas peluncuran roket Korea Utara (Korut).
PBB mengatakan, konsultasi tertutup dewan akan berlangsung pukul 11.00 waktu setempat. Diplomat di dewan mengatakan, AS, Jepang, dan Korea Selatan (Korsel) meminta pertemuan diadakan setelah Korut meluncurkan roket jarak jauh membawa satelit yang menyimpang dari sanksi PBB yang melarang menggunakan teknologi rudal balistik.
Duta Besar Korsel untuk PBB Oh Joon menulis dalam sebuah surat kepada Duta Besar Venezuela Rafael Ramirez Dario Carreno bahwa dewan pada 2013 telah menyatakan tekad untuk melakukan tindakan lebih lanjut yang signifikan jika Korut meluncurkan atau uji coba nuklir.
Reuters memperoleh salinan surat Korsel untuk duta besar Venezuela, yang merupakan presiden Dewan Keamanan PBB bulan ini.
AS dan Cina sebelumnya telah membahas kemungkinan perluasan sanksi PBB terhadap Korut dalam menanggapi uji coba nuklir terbaru bulan lalu.
Diplomat mengatakan, mereka berharap untuk memberikan suara pada resolusi Dewan Keamanan mengenai masalah tersebut akhir bulan ini.
Salah satu diplomat mengatakan, peluncuran roket mengindikasikan perlunya tindakan keras oleh dewan terhadap Korut.
Secara terpisah, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengutuk peluncuran roket Korut. Ban juga mendesak untuk menghentikan tindakan provokatif.
"Ini sangat menyedihkan bahwa (Korut) telah melakukan peluncuran dengan menggunakan teknologi rudal balistik yang melanggar resolusi Dewan Keamanan," kata pernyataan Ban.