REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER -- PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi IX Jember mewaspadai enam titik rawan bencana. keenam titik tersebut berada sepanjang Kabupaten Pasuruan hingga Banyuwangi, Jawa Timur.
"Kami sudah memetakan daerah rawan bencana, mulai dari Pasuruan hingga Banyuwangi yang masuk wilayah Daops IX Jember dan terdapat enam titik yang rawan bencana saat memasuki musim hujan," kata Manajer Humas PT KAI Daop IX Jember Krisbiantoro, Ahad (7/2).
Menurut dia, titik rawan bencana longsor berada di antara Stasiun Garahan-Mrawan, Stasiun Mrawan-Kalibaru, dan Stasiun Jember-Kalisat, sedangkan titik rawan banjir genangan berada di Stasiun Pasuruan-Bangil, Stasiun Jember-Tanggul, dan Stasiun Rogojampi-Karangasem.
"Jika ada hujan dengan intensitas yang tinggi, maka tekstur tanah akan cepat berubah, sehingga perlu pengawasan ekstra setiap saat untuk mengecek kondisi rel agak tetap optimal setiap waktu," kata dia.
Untuk enam titik rawan bencana banjir dan longsor, lanjut dia, selalu ditempatkan petugas untuk melakukan pengawasan dan selalu ada pengecekan rel oleh petugas penilik jalan, satu jam sebelum ada kereta api melintas. "Para petugas penilik jalan itu melakukan pengecekan dengan berjalan kaki di kilometer yang dianggap rawan, sehingga dapat diantisipasi hal-hal kecil yang dapat membahayakan perjalanan kereta api," katanya.
Bukan hanya rel, di daerah timur yakni di kawasan Gunung Gumitir mulai Desa Garahan di Jember hingga Kalibaru Banyuwangi juga dilakukan pengecekan terhadap air yang mengalir, serta perbukitan di sekitarnya. "Petugas tidak hanya memeriksa kondisi rel, namun pengaturan drainase air di kanan-kiri rel harus lancar. Jika tidak, bisa menggerus bantalan rel yang dapat membahayakan perjalanan kereta," kata dia.
Begitu juga dengan terowongan dan jembatan yang dilalui kereta api. Di dalam terowongan itu, di sisi kanan kiri juga ada drainase, namun tidak lebar tapi bisa lancar.