Senin 08 Feb 2016 09:12 WIB

Adrian Maulana Hijrahkan Asetnya ke Keuangan Syariah

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Adrian Maulana
Foto: Republika/MG ROL 25
Adrian Maulana

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presenter Adrian Maulana, perlahan mulai memindahkan asetnya ke instrumen keuangan syariah. Meski belum sebagus instrumen keuangan konvensional, mantan peragawan itu menyebut ini bagian ikhtiar untuk mengikuti kaidah yang benar dalam berbagai aspek hidup, termasuk keuangan.

Mantan finalis Abang None itu mengatakan, ia punya preferensi terhadap instrumen keuangan syariah. Sebagai Muslim, ada panduan untuk menyesuaikan semua hal termasuk investasi sesuai syariat Islam. ''Saat ini saya sedang proses hijrah, berusaha menghindari riba,'' kata Adrian di Bursa Efek Indonesia (BEI) baru-baru ini.

Ia juga mulai memindahkan aset dari bank konvensional ke bank syariah. Meski pun ia menilai masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan industri perbankan nasional agar benar-benar syariah.

''Kita mungkin belum bisa sepenuhnya mengikuti syariah misalnya karena penerimaan gaji dari kantor masih melalui bank konvensional. Tapi ini ikhtiar. Bisa jadi uang dari kantor di konvensional segera dipindahkan ke rekening yang syariah,'' tutur Adrian.

Begitu pun investasi, ia lebih menyukai yang sesuai syariah. Adrian memilih berinvestasi ke sektor seperti infrastruktur ketimbang ke industri rokok. Selain bukan perokok, ia tidak mendukung perokok dan ingin masyarakat hidup sehat.

Walau pun performa saham syariah belum sebagus konvensional, penempatan investasi ke portofolio syariah merupakan perjuangan bersama untuk mengajak diri sendiri, keluarga dan masyarakat untuk mengikuti kaidah yang benar. ''Melalui investasi syariah sebenarnya kita tidak hanya sejahtera sendiri, tapi mensejahterakan orang lain, mengundang berkah dan menjauhi hal-hal yang tidak sesuai kaidah syariah,'' kata dia.

Banyak juga bank-bank syariah yang menawarkan pembiayaan umrah dengan cara dan akad syariah. Memang lebih lama cicilan pengembaliannya, tapi sesuai kaidah. Kalau pun ada denda karena satu lain hal, uang denda masuknya ke dana kebajikan, bukan ke pendapatan bank. Pada hal-hal seperti itu Adrian ingin pula terlibat dan ikut mengkampanyekan.

Selain berinvestasi langsung di saham dan memiliki properti, sejak 2005 Adrian juga sudah memanfaatkan reksa dana. Ia pernah menikmati hasil investasi lebih dari 80 persen dalam dua tahun. Menurutnya, penting untuk menetapkan tujuan investasi agar pilihan instrumennya sesuai dan tujuan bisa tercapai.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement